•9:21 PM


Mataku tidak berkerlip memandang ke arah sungai yang tenang. Dari jendela kamar lantai rumahku, kelihatan sungainya begitu tenang. Kadang-kadang burung yang kecil hinggap di sana dan terbang kembali entah ke mana arah tujunya.

Sering kali aku tertanya-tanya apa yang ada di benak fikiran burung-burung itu? Kadang-kadang terbang sekawan dan kadang-kadang berseorangan. Mungkin tidak ada apa yang difikirkan hanya terbang dan makan bagi meneruskan kehidupan. Mereka sering ke sungai itu dan sungai itu memberikan mereka kehidupan.

Alunan Hidupnya

Sungai yang sudah lama meneruskan kehidupannya di sana. Dan sudah banyak riwayat tertulis di atasnya. Sehingga kini sungai itu masih lagi mengalir tanpa henti tidak kira ke mana haluannya, dan ia dilihat begitu deras. Aku tidak pernah ke sungai, dan persahabatan kami hanyalah dari jarak yang jauh. Sering aku mendengar sungai itu mengeluarkan bunyi. Seolah manusia yang sedang berkata-kata.

"Pesanan apa yang hendak kusampaikan padamu sungai? Nyata aku tidak punya apa-apa pesan yang ingin kutitipkan. Aku cuma merasakan diriku sama sepertimu, mengalir tenang di atas pandanganku. Pesanan apa yang kau ingin aku sampaikan? Kau sungai seperti diriku yang mengalir di alur kita masing-masing. Bezanya aku di sini hanya mengalir di sebatang jalan ini; jalan sungai. Sudah ratusan tahun aku menjalani alur ini."

Umpama Sungai yang Mengalir

Tamsilannya adalah seperti sungai, jika masih ada antara kita kecewa, putus asa dan sedikit berduka masih belum dapat apa yang terbaik dan yang diimpikan, jangan berkecil hati. Jangan cepat melambai sapu tangan putih lantas mengaku kalah. Kadang-kadang kita akan diuji sama ada kita benar-benar serius terhadap apa yang kita inginkan.

Ujian akan datang dalam pelbagai bentuk halangan, rintangan dan hal-hal yang membuatkan kita tidak berdaya lagi. Menyerah adalah pilihan yang mudah yang boleh diputuskan oleh sesiapa pun. Tapi, menyerah tanpa melakukan apa-apa tidak akan membuatkan kita jauh lebih baik.

Jangan Berbalik Arah

Saat api padam, mungkin itu adalah saat kita menyatakan kita ingin menyerah kalah. Mari kita belajar dan lihat dari air sungai yang mengalir. Air terus mengalir ke satu arah dan tidak peduli apa yang terjadi. Walau ada sebesar batu yang wujud di tengah-tengah air tidak akan berhenti. Sungai yang deras tidak pernah terfikir untuk berbalik arah. Tidak pernah berhenti untuk mengalir hanya kerana beberapa panahan di hadapannya.

Kita juga boleh belajar daripada prinsip air sungai yang mengalir. Maju ke hadapan demi impian yang ingin dikecapi. Air juga tidak pernah gerun apabila berada di tepi air terjun. Mengalir dan terus mengalir dan semangat yang tidak pernah membuat kita gentar. Semoga air yang mengalir akan mengubah diri kita dan persis yang mudah menyerah kalah. Namun percayalah You don't know what the future holds, but you know Who holds it.

This entry was posted on 9:21 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 kata-kata curiga: